المرحلة الأولى
MARHALAH PERTAMA
Suatu
ketika muncul pertanyaan dari seseorang yang belum memahami Islam dan
kewajiban-kewajiban seorang muslim atau muslimah: "Kenapa sih kamu pakai
jilbab?".
Pertama, alasan yang sederhana adalah bahwa saya memakai jilbab 'bukan untuk sok-sokan' 1, juga 'bukan untuk gaya-gayaan' 2, 'bukan juga karena latah ikut-ikutan' 3. Atau 'tidak bermaksud agar hanya sekedar berbeda dengan yang lain' 4. Sekali-kali tidak. Secara pandangan kaca mata aqidah Islamiyyah dapat saya kemukakan tujuan saya memakai jilbab adalah 'Karena
saya ingin taat kepada Allah, yang telah menciptakan saya,
menyempurnakan kejadian, memberi rizki, melindungi dan menolong saya' 5. Bukankah ketaatan kepada-Nya adalah 'tanda kita bersyukur atas nikmat-Nya yang banyak?' 6. Baik nikmat iman, nikmat Islam dan nikmat kesehatan serta berjuta nikmat yang telah Allah berikan.
Pernahkah
anda merenungkan tentang nikmat memiliki mata? Pernahkah anda hitung
berapa juta banyaknya yang dapat dinikmati oleh kedua biji mata kita.
Pernahkah anda bayangkan - misalnya - anda seorang buta? Apakah
hari-hari kehidupan anda seceria saat ini? Bahkan seorang buta tak tahu
betapa indahnya spektrum warna yang beraneka macamnya.
Selanjutnya saya ingin terangkan kepada anda, 'karena saya ingin taat kepada Rasul-Nya, pembimbing umat dengan risalah beliau' 7. Beliaulah satu-satunya teladan ummat dalam mengaplikasikan nilai-nilai Islam. Beliaulah yang menyerukan 'agar kaum wanita menutup auratnya' 8. Beliaulah yang menyerukan - tentunya dengan seizin Allah - agar menghormati hak-hak wanita.
Dengan syi'ar Islam, beliau SAW telah 'meninggikan derajat wanita dari belenggu kehinaan dan hanya menjadi obyek nafsu semata' 9. Dan mengarahkan 'agar wanita menjadi subyek dalam proses pembangunan ummat' 10.
Bukankah
tugas mendidik anak sesuai ajaran Islam adalah peran subjektif dari
seorang wanita? Sebab dalam pandangan Islam, soal nilai kerja di dalam
atau di luar rumah, semua itu tergantung niatnya. Bukan berarti semakin
besar pendapatan seorang wanita, maka semakin besar pula pahalanya. Yang
penting dia ikhlas atau tidak? Dia sesuai aturan syar'i atau justru
dengan keluar rumah malah maksiat terhadap amanah-amanah Allah. Maksiat
terhadap suaminya. Maksiat terhadap keluarganya. 'Sungguh dapat saja
terjadi bahwa pahala wanita yang bekerja di rumah justru lebih besar
dari pahala suaminya yang bekerja di luar rumah. Sebab dia lebih ikhlas'
11. yang ingin saya tekankan adalah bahwa kita kaum wanita hendaklah jadi subyek dalam pendidikan generasi robbani ini.
Dalam
pandangan lain, seperti kaum orientalis Barat sering lontarkan, bahwa
jilbab itu adalah pakaian wanita yang inferior (rendah diri), sebab
minder gaul dengan orang-orang modern.
Terus
terang saya katakan bahwa pandangan itu adalah keliru besar! Pandangan
penyerang-penyerang Islam yang lagi panik melihat hasil kerjanya sia-sia
tanpa makna. Pandangan yang tidak berdasar sama sekali.
'Jilbab adalah pakaian taqwa' 12, dan 'saya berusaha mencapai derajat taqwa' 13. dengan ini 'saya tidak jadi minder' 14. justru ada semacam 'Izzah Islam' 16. sekaligus untuk 'syi'ar Islam' 17. 'Saya ingin jadi mar'ah sholihah, sebagaimana kriteria Allah dan Rasul-Nya' 18.
المرحلة الثانية
MARHALAH KEDUA
Sebuah
pendapat bernada sumbang berkomentar tentang menjamurnya wanita
berjilbab saat ini, "Ah, itu kan orang-orang yang sedang mencari
identitas. Biasa ... lagi trendy, seperti musik yang lagi ngetop,
sebentar juga nggak laku lagi".
Perlu saya jelaskan bahwa bagi makhluq Allah yang taat kepada-Nya, identitasnya telah digariskan dengan tegas oleh sang Khaliq. 'Jilbab adalah identitas wanita muslimah' 19 yang telah digariskan oleh Allah baik melalui firman-firman Allah, maupun hadits-hadits Rasul-Nya. Juga pemakainya 'berniat untuk ibadah' 20 kepada Allah. 'Bukan
sekedar untuk nge-trend' 21. 'Bukan mode seperti musik yang
dipermisalkan tadi' 22. 'Inilah pakaian yang cocok dengan fitrah wanita'
23. Sebab semua aturan yang diturunkan Allah kepada makhluq-Nya adalah fitrah (sesuai kebutuhannya). 'Jadi jilbab cooo..cok untuk semua wanita' 24. Meskipun dia bukan seorang muslimah !! Kalian yang bukan muslimah dapat merenungkan hal ini. Apalagi dengan berjilbab kita 'akan memperoleh ridho Allah' 25. Sebagaimana jaminan Allah - memperoleh surga - atas assabiquunal awwalun (muhajirin/at dan Anshor).
'Lihatlah istri-istri Rasulullah' 26, 'para shahabiyah semua berbusana muslimah' 27. Bukankah mereka yang dekat dengan Rasul. Bukankah 'mereka
adalah generasi yang layak untuk diteladani' 28. 'Agar kita juga
mendapat balasan jannah sebagaimana mereka telah mendapatkannya' 29.
Mereka (muhajirat) - ketika turun ayat tentang hijab - mereka
robek-robek kain panjang mereka untuk digunakan sebagai penutup tubuh
mereka. Kemudian di antara mereka bertanya kapada Rasul, "Apakah ini
masih kurang panjang ya Rasulullah?". Pantas Allah memberikan jaminan
surga kepada mereka.
Terus terang saya katakan, 'bermula dengan jilbab ini saya ingin menepak jalan ke surga' 30. Agar lebih jelas dapat saya kemukakan alasan syar'inya. Bukalah Al-Qur'an dan lihat surat An-Nur ayat 31:
وَ
قُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَ يَحْفَظْنَ
فُرُوْجَهُنَّ وَ لاَ يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلاَّ مَا ظَهَرَ مِنْهَا
وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ وَ لاَ يُبْدِينَ
زِيْنَتَهُنَّ إِلاَّ...
"Katakanlah
kepada wanita-wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan
pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka
menampakkan perhiasannya, kecuali yang (boleh) nampak dari padanya. Dan
hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah
menampakkan perhiasannya, kecuali …" 31
Kemudian surat Al-Ahzab ayat 59:
يَاأَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لأَزْوَاجِكَ وَ بَنَاتِكَ وَ نِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلاَبِيْبِهِنَّ
"Hai
Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuan dan
istri-istri beriman, "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh
tubuh mereka … " 32
Bukankah
ayat-ayat itu begitu jelas dan tegas. Sungguh wanita-wanita yang bersih
hatinya, akan mengakui secara terus terang bahwa 'jilbab itu adalah merupakan perintah dari Allah, Rabb seluruh alam ini' 33.
Atau kita simak hadits-hadits Rasulullah berikut:
يَاأَسْمَاءُ
، إِنَّ المَرْأَةَ إِذَا بَلَغَتِ المَخِيْضَ لَمْ يَصْلُحْ أَنْ يُرَى
مِنْهَا إِلاَّ هذَا وَ هذَا وَ أَشَارَ إِلَى وَجْهِهِ وَ كَفِّهِ .
"Hai
Asma`, sesungguhnya anak wanita itu kalau sudah sampai datang bulan,
tidak pantas terlihat tubuhnya, kecuali ini dan ini. Beliau berkata
demikian sambil menunjuk kepada muka dan telapak tangannya" HR. Abu Daud 34
Jadi jelas sekali bahwa yang berhak memandang aurat wanita adalah 'sebatas muhrim saja' 35.
المرحلة الثالثة
MARHALAH KETIGA
Ada
lagi bentuk pertanyaan disebabkan ketidak tahuannya terhadap aturan
Islam, apakah hukum jilbab itu sesuatu yang bersifat khilafiah (masih
ada perbedaan pendapat)?
Masalah 'hukum jilbab bukanlah suatu yang bersifat khilafiah ' 36. 'Seluruh ulama sepakat bahwa hukum mengenakan jilbab itu wajib' 37.
Sebab keterangannya begitu jelas berdasarkan Qur'an dan Sunnah. Sekali
lagi saya ingatkan bahwa yang dimaksud ulama tersebut adalah ulama-ulama
yang masih dekat dengan Rasulullah, seperti para sahabat dan tabiin
misalnya. Bukan seorang tukang pidato lantas disebut ulama, seperti yang
dipahami orang dewasa ini.
المرحلة الرابعة
MARHALAH KEEMPAT
Secuil mulut usil menyentil dari pinggir jalan. "Kuno amat sih, di zaman modern masih pakai kerudung segala!".
Untuk menjawab soal ini terlebih dahulu ditekankan bahwa 'ajaran Islam tidak ada yang kuno untuk dijalankan, sebab dia berlaku sepanjang zaman!'
38. Jadi hukum-hukumnya dirancang oleh Allah tidak hanya untuk
sementara waktu saja, sebagaimana hukum-hukum yang dibuat manusia kerap
kali tidak up to date lagi. 'Kalau kita cap kuno, berarti sama dengan kita menggugat otoritas Allah tentang hal ini' 39.
Satu
kata lagi yaitu modern, yang sering diidentikkan dengan zaman kemajuan.
Orang awam menganggap kemajuan (modern) adalah manakala manusia sudah
berhasil menemukan teknologi tinggi. Umpamanya keberhasilan manusia
mendarat di bulan, teknologi satelit komunikasi, penemuan fiber optik dsb.
Inilah
bentuk dasar pemikiran yang senantiasa ditiup-tiupkan oleh Barat kepada
kita. Dan banyak pula yang telah terkena racun itu.
Padahal
kemajuan menurut Islam bukan hanya menggunakan satu parameter teknologi
saja untuk mengukurnya. Justru konsep kemajuan menurut Islam ialah
sejauh mana aturan dan hukum-hukum Islam diterapkan di muka bumi ini.
Semakin banyak aplikasi hukum Islam di tengah masyarakat, semakin maju
ummat ini. 'Semakin banyak yang berjilbab, menandakan kemajuan penerapan aturan Islam semakin berkembang' 40. 'Semakin banyak yang berjilbab, merupakan salah satu barometer telah terbentuknya bi'ah (lingkungan) Islami' 41. Jadi maaf saya ralat omongan tadi, agar kata-kata 'kuno' di atas diganti saja dengan kata 'maju'.
المرحلة الخامسة
MARHALAH KELIMA
Seorang
mahasiswi yang ibunya seorang wanita karir sangat khawatir ketika saya
mulai mengenakan jilbab. Sampai suatu ketika antara saya dan dia terjadi
dialog yang cukup serius.
Dengan
nada cemas dia berkata, ”Bagaimana kalau nanti kantor-kantor menolak
mbak untuk bekerja? Jadi ijazah yang mbak dapatkan dari universitas akan
sia-sia saja?”.
Pertanyaan
ini masih sesuatu yang wajar, apalagi dilontarkan oleh seorang gadis
yang masih muda ini. Saya pun dulu, terus terang, sebelum saya mengenal
nilai Islam, juga berkeinginan muluk-muluk. Ketika lulus test Perguruan
Tinggi, terbayanglah di benak saya akan peluang jabatan di perkantoran
yang dapat saya raih. Saya akan berdasi, stelan bahan jas. Rambut dengan
make up salon, eye shadow, lipstik. Menyiapkan
kertas kerja bahan untuk rapat dinas dan sebagainya. Sungguh saya geli
dan malu bila mengingat-ingat hal itu saat ini.
’Namun
setelah saya kenal nilai Islam dan mengamalkan jilbab ini, soal karir
itu bukanlah menjadi sesuatu yang penting bagi saya’ 42. ’Saya tidak akan takut atau khawatir soal rizki’ 43. ’Soal rizki Allah yang ngatur, tinggal kita istiqomah berjalan di atas kebenaran’ 44. ’Sebab balasan yang diberikan Allah jauh lebih besar dari sekedar jabatan Top Manager sebuah multi corporation saja, misalnya’ 45.
”Apa malah tidak menyempitkan lingkup pergaulan, sebab wanita-wanita lain akan canggung bergaul dengan mbak?”.
Soal itu sih bergantung pada kedewasaan berpikir seseorang. ’Kita harus belajar bagaimana menghormati prinsip-prinsip yang diyakini seseorang berdasarkan keimanannya’ 46. ’Soal busana muslimah ini sungguh tidak ada paksaan’ 47. yang siap mengenakannya lakukanlah dengan tulus dan ikhlas. Toh yang dipanggil Allah dalam Al-Qur’an untuk memakainya adalah ’khusus kepada wanita-wanita yang beriman’ 48.
Setiap orang bergaul masing-masing dengan kelompoknya. Mungkin atas
dasar kesamaan hobbi, kesamaan jurusan di Fakultas, kesamaan suku,
kesamaan kampung, tetangga, atau yang lebih mendasar lagi adalah
kesamaan aqidah.
Manusia kelak masuk surga berbondong-bondong. Terserah kepada kita akan berusaha mencapai bondongan yang mana. ’Nah
dari banyak nas yang tertulis, satu syarat yang termasuk bondongan
ahlul jannah adalah menutup aurat, sesuai aturan syar’i’ 49. Dia masih terbengong-bengong dan tampaknya masih ingin melanjutkan pertanyaannya.
”Bagaimana sekiranya suami mbak nanti meminta mbak untuk buka jilbab?”
lha wong namanya suami, kalau dia minta buka, saya sih oke-oke saja. 'Selama dalam rumah itu tidak ada orang lain yang terlarang melihat aurat saya' 50.
"Maksud
saya, dia minta mbak tidak memakai jilbab lagi sekalipun berada di luar
rumah?". Sebelum menikah saya akan meminta suatu persyaratan 'bahwa dia tidak akan meminta saya untuk mendurhakai Allah dan Rasul-Nya' 51. 'Termasuk dalam hal mengenakan jilbab ini' 52.
"Apa mbak nggak canggung kalau diundang ke pesta perkawinan misalnya?". Kalau diundang ke pesta dansa ya canggung toh dik, 'tapi kalau pestanya Islami nggak ada salahnya khan !' 53.
Tentunya bentuk acaranya tidak menjadikan sarana pesta tersebut sebagai
ajang maksiat, umpamanya membaurkan tamu laki-laki dengan tamu
perempuan, semacam menyediakan sarana ikhtilat. Menyediakan minuman
keras, atau mengadakan acara yang membuat manusia terlena, lupa kepada
Allah.
"Apakah pakaian seperti itu tidak menyebabkan gerak tubuh kita kurang lincah?"
'Malah lebih lincah dik' 54, inikan longgar, justru 'jilbab itu maknanya pakaian longgar yang tidak menampakkan lekuk tubuh' 55. 'Rasnya lebih repot kalau wanita itu pakai kebaya' 56, jalannya mesti pelan-pelan. Salah-salah bisa kesandung, lantas jadi guling-gulingan. 'Apalagi pakai blue jeans' 57. Eh ngomong-ngomong ada yang nulis di koran tuh, 'katanya blue jeans dapat menyebabkan kanker rahim, sebab suhu sekitar rahim tidak beraturan' 58.
"Ada yang bilang kalau saya pakai jilbab nanti dikatain kaya ninja mbak!", sambungnya lagi.
"Kalau kamu dikatai kaya ninja, bilang: Biar. Biar saya satronin sekalian kamu nanti malam" 59. Itu orang kok usil amat ya? "Trus kalau kamu dibilang sok alim ah pakai jilbab segala!" Ya jawab, "Biarin, 'dari pada sok zholim !!'" 60.
"Kalau tante saya di Tebet itu bilang, kalau pakai jilbab ntar nggak laku lho. Nanti jadi perawan tua".
'Sekali lagi urusan jodoh itu adalah urusan Allah' 61. Bukan urusan manusia. 'Justru dengan semakin taatnya kita kepada Allah akan ditolong oleh Allah dan diberikan kemudahan-kemudahannya' 62.
Jadi bukan lantaran jilbab jodoh jadi sulit, eh situ nggak tahu ya, 'justru yang pakai jilbab kini lebih laris lho !!??' 63
Ngomong-ngomong apa sih kebaikan-kebaikan yang kita peroleh dengan jilbab ini mbak?".
Oowww......... banyak sekali !!. Keuntungannya berlipat ganda. Coba dengarkan baik-baik dik. 'Dengan jilbab ini diri kita lebih terlindungi' 64 dan 'tidak menimbulkan fitnah' 65. 'Sehingga kita tidak sepanjang waktu melakukan maksiat kepada Allah' 66. 'Lelaki tidak akan jelalatan ke atas ke bawah 'menyisiri' tubuh kita' 67. Maksud saya 'agar tubuh kita tidak jadi obyek cuci mata bagi kaum Adam itu' 68.
Ini sungguh terjadi di mana-mana, baik di pasar swalayan, di terminal,
kala berada di dalam bus kota atau di wilayah yang kerap digunakan
sebagai arena 'mejeng'. Disamping itu 'kita tidak mudah diganggu laki-laki usil' 69. Dengan berpakaian begini, justru 'kita terlihat lebih anggun' 70. Artinya kita menutup aurat dengan baik, 'sehingga lelaki segan untuk 'menjawil' misalnya' 71. Tapi kalau pakaian yang dikenakan jelas-jelas mini, justru mengundang lelaki untuk berbuat iseng.
Nah, 'dengan jilbab ini tentunya tidak akan merangsang nafsu murahan para lelaki iseng itu' 72.
Selanjutnya 'agar kita berbeda dari orang Yahudi, kristen, musyrik dan jahiliyyun lainnya' 73. Inilah perintah Rasulullah SAW agar kita 'tidak meniru-niru orang-orang selain kita (selain mu'min) 74. Sebab menurut menurut pesan Rasulullah:
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
"Barang siapa yang meniru suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari kaum itu" 75.
Kalau kita akan bertasyabbuh (meniru), maka 'hendaklah bertasyabbuh kepada ahlul haq' 76. 'Agar kita termasuk pula kepada golongan ahlul haq tersebut' 77. Yaitu para muslimat yang istiqomah dalam kehidupan mereka. Para akhawat yang kokoh keimanannya, 'karena tidak silau dengan kemegahan dunia serta perhiasannya' 78.
'Jilbab juga merupakan pakaian atau hijab yang dapat mencegah terjadinya perzinahan' 79. Sebab 'menghindarkan zina mata dan zina hati' 80. Padahal zina kemaluan itu selalu 'bermula dari zina mata dan hati' 81. Dengan jilbab, 'maka bagian-bagian tubuh yang merangsang kaum lelaki pun akan tertutupi' 82. Ini merupakan aturan Islam yang preventif, dalam rangka menjaga agar tidak terjadi perzinahan. 'Bukankah mencegah lebih baik dari mengobati?' 83.
Bukankah zina itu adalah sekeji-kejinya cara dan seburuk-buruknya
jalan. Bentuk perbuatan yang menyebabkan murkanya Allah dan diancam
dengan siksa yang pedih. Bentuk perbuatan yang merusak struktur
masyarakat dan struktur garis keturunan. Perbuatan yang akan melecehkan
lembaga pernikahan.
Pandanglah seorang wanita berjilbab. 'Dia begitu khusyu' dan bersahaja' 84. Sebab untuk beribadah kepada Allah kita tak perlu sombong atau angkuh kepada manusia yang lain. 'Jilbab menghapus sikap-sikap yang negatif itu' 85. 'Jilbab menghapus keinginan-keinginan jiwa yang menyimpang' 86.
Seperti keinginan riya' dengan menonjolkan diri di hadapan manusia lain
dengan bekal memamerkan sesuatu dari tubuhnya. Ingin dipuji oleh
manusia. Ingin menarik perhatian dan merangsang nafsu laki-laki yang
bukan haqnya. 'Padahal Allah mengharamkan seorang wanita untuk bertabarruj' 87. Yaitu berdandan sedemikian rupa untuk laki-laki lain (selain suami).
Belum lagi dengan dioleskannya beberapa bahan kosmetik kimia ke wajah wanita yang lembut itu. 'Hingga mengendap dibawah kulitnya' 88.
Ada suatu kisah menarik dari pengalaman seorang bintang film Prancis terkenal Brigitte Bardot.
Sekitar sepuluh tahun yang lalu ketika seorang wartawan datang
berkunjung ke rumahnya untuk sebuah wawancara. Namun ketika itu Bardot
segera menyuruh pembantunya untuk mengunci pintu rapat-rapat, dan
mencegah wartawan itu masuk. Sang wartawan yang kecewa sempat memandang
dari jauh sekilas wajah Bardot yang agak kehitam-hitaman serta rambut
yang memutih semua, diikuti oleh anjing-anjing kesayangannya. Setelah
usut punya usut, sang wartawan akhirnya memperoleh info dari salah
seorang teman dekat Bardot, hal apa yang menyebabkan Bardot menghindar
dari orang luar. Seperti yang digambarkan dalam sebuah rubrik di
majalahnya, Bardot yang dulu terkenal dengan kecantikan wajahnya, kini
telah berubah jadi menyeramkan. Wajahnya yang putih dulu kini seperti
hangus menghitam. Kepada teman dekatnya Bardot bertutur, bahwa ini
disebabkan oleh begitu banyaknya bahan kosmetik yang dipakainya di kala
muda dulu. Pengendapan bahan mercuri di wajahnya mengakibatkan perubahan
warna kulitnya. Hingga kelihatan agak menyeramkan. Sang teman dekat
mengungkapkan bahwa dia nyaris tidak mengenali lagi Bardot yang dulu
disanjung-sanjung orang. Sebuah kisah yang bisa kita ambil pelajaran
dari padanya.
Baiklah
kita lanjutkan, di antara pengertian tabarruj adalah menampakkan
'perhiasan wanita' dengan membiarkan lehernya terbuka. Nah, 'dengan jilbab seorang wanita akan terhindar dari dosa tabarruj ini' 89.
Suatu
kenyataan yang sangat mengenaskan, kita saksikan hari ini betapa
merosotnya nilai wanita. Maaf kalau di koran sampai ditulis bahwa ada
seorang WTS ber'tarif' hanya 1000 rupiah saja. Padahal menjadi seorang
WTS saja sudah merupakan bentuk kehinaan diri manusia yang luar biasa.
Dan kutukan dari Allah dan seluruh isi bumi ini. Kemudian ditambah lagi
dengan diungkapkannya 'tarif' tersebut.
Begitu
rendahkah nilai seorang ibu. Begitu hinakah seorang wanita di hadapan
laki-laki hidung belang yang tanpa moral. Maha Suci Allah yang
memuliakan wanita. Dia wajibkan nikah sebelum 'campur' antara seorang
laki-laki dengan perempuan. Maha Suci Allah yang telah 'mewajibkan wanita untuk menutup auratnya' 90. 'Hingga harga diri wanita tetap terjaga dan tetap mulia' 91. 'Hingga wanita-wanita muslimah tidak merosot nilainya' 92.
Keuntungan berjilbab dari segi kesehatan adalah 'agar rambut tidak mudah dikotori oleh debu yang beterbangan kian kemari' 93. Sebab 'dengan banyaknya debu di rambut akan menyebabkan rambut mudah rontok dan berakibat kebotakan' 94.
Di samping untuk 'menjaga kulit agar tidak tersengat matahari' 95. Sebab 'sengatan matahari itu dapat mengakibatkan penyakit-penyakit kulit tertentu' 96. Seperti 'kekurangan tingkat kelembaban kulit, hingga kulit jadi kering' 97. Juga 'dapat mengakibatkan kanker kulit' 98 atau 'minimal akan mengakibatkan munculnya bintik-bintik hitam pada permukaan kulit di usia tertentu' 99.
Seorang ahli menyatakan bahwa bintik-bintik hitam itu adalah sejenis
pigmen kulit yang hangus terbakar. Memang, untuk mengatasinya ada yang
mencoba menjalani pengobatan klinis untuk menghilangkan bintik-bintik
hitam tersebut, khususnya di bagian wajah, namun hal ini pun akan
beresiko di mana si pasien akan terganggu sistem syaraf permukaan
kulitnya. Adakalanya muncul keluhan muka serasa tebal, kurang sensitif
lagi, sering merasa tiba-tiba seluruh muka menjadi perih dsb.
Bila dipandang dari sisi lain berjilbab adalah 'agar tidak dijadikan obyek syahwat para lelaki' 100.
Adalah
sangat rendah sekali manakala wanita hanya dipandang oleh lelaki
sebagai obyek nafsu syahwatnya saja. Bukankah nilai seorang ibu begitu
mulia. Islam mengajarkan hal itu, betapa peran ibu dalam membangun
bangsa sangat besar. Tentunya peran itu tidak bisa diabaikan dengan
bersibuk diri dengan berdandan sepanjang waktu. Dengan
kesibukan-kesibukan yang tidak menentu, arisan ini arisan itu, rapat ini
dan itu, akhirnya membuat terbengkalainya tugas pokok seorang ibu yaitu
mendidk anak-anaknya.
المرحلة السادسة
MARHALAH KEENAM
Ketika saya pertama kali mengenakan jilbab, seorang teman bertanya, "eh ... kamu sudah izin belum sama sekolah?".
Saya jelaskan padanya, 'bahwa untuk taat kepada Allah tidak perlu minta izin pada manusia' 101. Amat sombong sekali manusia-manusia yang merasa memiliki hak untuk memberi izin seseorang untuk taat pada Khaliq.
Aku tengah mencoba membenahi diri. Mejeng-mejeng terus mau jadi apaan sih?. 'Pamer aurat ntar kualat di akhirat!, mending dikit-dikit berbenah!' 102.
Apa kamu sekedar ikut-ikutan kali? 'Saya nggak ikut-ikutan!!' 103.
Saya yakin ini suatu kebenaran!. Saya mengakui bahwa Allah yang
membolak-balikkan hati seseorang, namun saya senantiasa bermohon
pada-Nya agar istiqomah di jalan-Nya. Saya ingin berada di jalan haq ini
sampai maut menjemput diri.
Nggak gerah neng? 'Neraka lebih gerah bung, bahkan sangat panaaas sekali' 104.
"Ee ... dibilangin nggak percaya !!" 'Siapa yang mau percaya dengan kejahiliyyahan sih' 105.
"Ekstrim amat!!" 'Apa?? Ekstrim?? Apanya yang ekstrim?? Ngerti nggak kamu ekstrim?? Es krim kali !!'" 106.
Kayaknya dia orang yang paling tahu tentang agama! 'Saya
tidak mengatakan bahwa saya adalah orang yang paling tahu tentang
agama. Saya baru belajar tentang dien ini, tapi saya ingin melaksanakan
semampu saya setiap ajaran Islam yang saya pahami ini' 107. (Selesai)
penulis: Abu Fatha
Sumber: www.maktabah-albani.blogspot.com